SOKOGURU - Proses Sidang Isbat (Penentuan) 1 Syawal 1446 Hijriah oleh Kementerian Agama (Kemenag) akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal.
Dalam rangkaian sidang isbat Idul Fitri 2025 ini, sama halnya seperti pada sidang-sidang sebelumnya, yakni digelar secara tertutup.
Lebih lanjut, hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.
Sementara itu, proses Rukyatul Hilal rencananya akan dilaksanakan di 33 titik di Indonesia, terkecuali di provinsi Bali.
"Di provinsi Bali dalam suasana Nyepi. Sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati," kata Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad, seperti dikutip dari laman Kemenag (26/03).
Sementara itu, Kemenag akan menggelar sidang isbat 1 Syawal 1446 Hijriah bertepatan dengan 29 Ramadan, yang jatuh pada 29 Maret 2025.
"Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Dzulhijjah," kata Abu Rokhmad.
Abu menjelaskan, pengguna metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam.
Menurutnya, ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Dalam fatwa tersebut disebutkan, penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab, dan rukyah oleh Pemerinta RI (Kemenag) dan berlaku secara nasional.
Secara hisab atau perhitungan astronomi, kata Abu Rokhmad, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025, jam 17.57.58 WIB.
Itu karenanya berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua, dan minus satu di Aceh.
"Data-data astronomi ini, kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat," kata Abu Rokhmad.
Setidaknya, lanjut Abu, ada dua dimensi dari proses pelaksanaan Rukyatul Hilal. Pertama, dimensi ta'abbudi.
"Rukyat sejalan dengan sunnah Nabi, yang sudah dilakukan sejak dulu untuk melakukan rukyat saat akan mengawali atau mengakhiri puasa," kata Abu Rokhmad.
"Sunnah ini dipertegas oleh Fatwa MUI, jika penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah berdasarkan metode hisab dan rukyat. Ini juga bagian dari Syiar Islam. Ini penting," tambahnya.
Kedua, dimensi pengetahuan. Rukyat merupakan proses konfirmasi atas data-data hisab dan astronomis.
"Apa yang sudah dihitung secara astronomi, kita konfirmasi di lapangan melalui rukyat. Sebagaimana awal Ramadan, kita akan gunakan alat canggih dalam proses rukyat," kata Abu Rokhmad.
Kemenag turut mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam. Turut diundang juga perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.
Jadwal Sidang Isbat Idul Fitri 2025:
Sabtu (29/03)
16.30 WIB: Seminar Posisi Hilal 1 Syawal
18.45 WIB: Sidang Isbat Kemenag Tertutup
19.00 WIB: Konferensi Pers oleh Menag Nasaruddin Umar.
Soko Berita
Jadwal Sidang Isbat Idul Fitri 1 Syawal 1446 H, Pemantauan Hilal Dilakukan di 33 Titik Kecuali di Bali
Dalam rangkaian sidang isbat Idul Fitri 2025 ini, sama halnya seperti pada sidang-sidang sebelumnya, yakni digelar secara tertutup, lalu dilanjutkan diumumkan.

Ilustrasi hilal. Simak jadwal Sidang Isbat Penentuan 1 Syawal 1446 H, Kemenag lakukan pemantauan hilal di 33 titik di Indonesia kecuali di Bali. (Foto/Freepik).